Al Qur’an sebagai Pedoman

Di kala ramadhan mulai datang, maka kaum muslimin pun banyak meluangkan waktunya untuk bisa membaca al-Qur`an. Hal ini tidak terlepas pemahaman kita bahwa pada bulan ramadhan lah al-Qur`an diturunkan.  “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” (QS. Al-Baqarah: 185). Melalui ayat tersebut bisa dipahami bahwa al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia dan juga satu pedoman bagi manusia untuk bisa membedakan antara yang hak dan yang bhatil; yang benar dan yang salah. Namun apakah yang bisa kita lakukan agar al-Qur`an mampu menjalankan perannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup? Apakah cukup hanya dimiliki dan lalu diletakkan pada suatu tempat yang tidak bisa tersentuh ataukah dibaca berulang-ulang kali hingga dipahami maknanya dengan baik untuk kemudian bisa diaplikasikan dalam kehidupan?  Bila kita berbicara tentang suatu pedoman; maka mari kita berilustrasi bahwa kita memiliki suatu teknologi canggih yang dilengkapi dengan buku petunjuk pemakaiannya. Apakah kita bisa menggunakan teknologi tersebut tanpa mengikuti petunjuk yang ada? Apakah kita bisa memahami buku petunjuk tersebut bila kita sama sekali tidak menyentuhnya?. Ada kemungkinan kita akan mampu mengotak-atik teknologi tersebut demi dapat menggunakannya. Namun berapa waktu yang dibutuhkan hingga kita bisa menggunakannya dengan benar? Betapa bodohnya kita bila kita telah diberikan buku petunjuk pemakaiannya namun kita mengindahkannya!   Allah telah menganugrahkan al-Qur`an sebagai petunjuk dalam kehidupan. Maka siapapun yang ingin mampu mengendalikan kehidupannya, maka hendaknya ia mau membaca dan memahami petunjuk di dalamnya untuk kemudian direalisasikan dalam kehidupannya. Di sisi lain, membaca al-Qur`an pun memiliki muatan tersendiri. Selain bernilai ibadah, membaca al-Qur`an pun bisa menjadi suatu terapi tertentu bagi mereka yang dilanda kecemasan.  Atas dasar kesemuanya ini, maka marilah kita mulai sejak saat ini untuk menguatkan tekad dalam diri untuk bisa membaca dan memahami al-Qur`an dengan baik; hingga bisa diaplikasikan dalam hidup dan mendapatkan janji-Nya, yakni mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.   “Tiada waktu tanpa tilawah dengan al-Qur’an”“Tiada saat-saat, tanpa aktivitas yang diridhai-Nya”“Tiada peluang kecuali bermanfaat”. Itulah ungkapan nurani yang bermuara pada firman Sang Pencipta nurani,“Maka jika engkau berpeluang (waktu kosong) hendaknya diisi (dengan yang bermanfaat)”(QS. Al-Insyirah: 7).  

Tentang tafany

aku baik dan suka berteman. hehe......
Pos ini dipublikasikan di analisis. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar